ASSALAMUALAIKUM

Jumat, 03 Desember 2010

MODEL PEMBELAJARAN TERBARU


Model Pembelajaran Bermain Peran
(The Role-Playing Model )

MAKALAH

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas terstruktur dalam
Mata kuliah : Strategi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu : Drs.H.Choirul Fatta M.Pd.i



Disusun Oleh
HERI SUSANTO 

INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI PONOROGO
FAKULTAS TARBIYAH / PAI VB
2010
Model Pembelajaran Bermain Peran
(The Role-Playing Model )

A.     Pengertian
Model ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk praktik menempatkan diri mereka di dalam peran-peran dan situasi-situasi yang akan meningkatkan kesadaran mereka terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri dan orang lain. Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap . Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
Role playing adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang . Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas, dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain .
Dalam role playing murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Inggris) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid .
Sementara itu, sesuai dengan pengalaman penelitian sejenis yang telah dilakukan, manfaat yang dapat diambil dari role playing adalah: Pertama, role playing dapat memberikan semacam hidden practise, dimana murid tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari. Kedua, role playing melibatkan jumlah murid yang cukup banyak, cocok untuk kelas besar. Ketiga, role playing dapat memberikan kepada murid kesenangan karena role playing pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain murid akan merasa senang karena bermain adalah dunia siswa. Masuklah ke dunia siswa, sambil kita antarkan dunia kita .
B.     Langkah-Langkah Dalam Model Pembelajaran Bermain Peran (The Role-Playing Model )
1.      Langkah pokok :
a)      Memilih situasi bermain peran
b)      Mempersiapkan kegiatan bermain peran
c)      Memilih peserta/pemain peran
d)      Mempersiapkan penonton
e)      Memainkan peran (melaksanakan kegiatan bermain peran)
f)        Mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan bermain peran
2.      Yang harus dilakukan guru :
a)      Menyajikan atau membantu siswa memilih situasi bermain peran yang tepat
b)      Membangun suasana yang mendukung, yang mendorong siswa untuk bertindak “seolah-olah” tanpa perasaan malu
c)      Mengelola situasi bermain peran dengan cara yang sebaik-baiknya untuk mendorong timbulnya spontanitas dan belajar
d)      Mengajarkan keterampilan mengobservasi dan mendengarkan secara efektif dan kemudian menafsirkan dengan tepat apa yang mereka lihat dan dengarkan

C.     Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Bermain Peran (The Role-Playing Model )
Metode role playing atau bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati .
Metode ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Adorn dan Mbirirnujo (yang menyatakan bahwa metode bermain peran ini mempunyai nilai tambah, yaitu : (1) dapat dijamin jika seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sama hingga berhasil, dan (2) peranan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. Butir terakhir inilah yang menjadi dasar dalam bermain peran, yang menyatakan bahwa anak-anak dapat belajar dengan baik pada saat pelajaran tersebut dapat menyenangkan.
Hal senada dikemukakan oleh Kristiani  bahwa dengan menerapkan metode bermain peran akan terjadi suasana yang menggembirakan bagi siswa selama mereka belajar metode role playing dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari sebagaimana dikemukakan oleh Pidarta bahwa dengan melakukan peran suatu kasus pada materi pelajaran yang sedang dibahas.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode role playing banyak melibatkan siswa untuk beraktifitas dalam pembelajaran, sehingga akan memberikan suasana yang menggembirakan sehingga siswa senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian, kesan yang di dapat siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari lebih kuat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan basil belajarnya. sedangkan kelemahan atau kekurangan role playing antara lain : 1) menimbulkan kegaduhan sehingga terkadang menyebabkan kelas yang lain merasa terganggu, 2) dibutuhkan keterampilan guru dalam mengelola permainan, 3) siswa kurang maksimal atau menghayati peran yang dilakoninya, 4) membutuhkan banyak waktu untuk melakukan persiapan dalam bermain peran, dan 5) dibutuhkan kecakapan bahasa yang baik dari siswa.

D.    Cara mengatasi Kelemahan Model Pembelajaran Bermain Peran (The Role-Playing Model )
a)      Merumuskan  tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan
b)      Melatar belakangi cerita bermain peranan tersbeut. Misalnya bagaimana guru dapat menjelaskan latar belakang kehidupan sahabat Aku Bakar sebelum menceritakan kisah sahabat Abu Bakar masuk Islam. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara gamblang dan mendalam oleh siswa/anak didik
c)      Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan bermain peranan melalui peranan yang harus siswa lakukan/mainkan
d)      Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton
e)      Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama


Daftar Pustaka
·        Model pembelajaran departemen pendidikan nasional lembaga penjamin mutu pendidikan, Jawa Tengah 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar