RESUME SPI
KELOMPOK
HERI SUSANTO
MUH DARDIRI
SAMSUL ARIFIN
SUSTRIANI
SUWITO
. Peradaban Arab Pra-Islam
Peradaban arab adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih maju daripada kebudayaan dan peradaban arab. Pengaruh tersebut masuk ke jazirah arab melalui beberapa jalur, yang terpenting di antaranya adalah :
1. melalui hubungan dagang dengan bangsa lain
2. melalui kerajaan-kerajaan protektorat, hirah dan ghassan
3. masuknya misi Yahudi dan Kristen
Walaupun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah arab, bangsa arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka, yaitu percaya pada banyak dewa yang di wujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Setiap kabilah mempunyai berhala sendiri, dan di pusatkan di Ka'bah.
Orang-orang arab adalah orang yang bangga, tetapi sensitive. Kebanggaan itu disebabkan bahwa bangsa arab memiliki sastra yang terkenal, kejayaan sejarah arab dan mahkota bumi pada masa klasik dan bahasa arab sebagai bahasa ibu yang terbaik di antara bahasa-bahasa lain di dunia. Beberapa sifat lain bangsa arab pra-islam adalah sebagai berikut :
1. secara fisik, mereka lebih sempurna dibanding orang-orang eropa dalam berbagai organ tubuh
2. kurang bagus dalam pengorganisasian kekuatan dan lemah dalam penyatuan aksi
3. faktor keturunan, kearifan dan keberanian lebih kuat dan berpengaruh
4. mempunyai struktur kesukuan yang di atur oleh kepala suku atau clan
5. tidak memiliki hukum yang regular, kekuatan pribadi dan pendapat suku lebih kuat dan diperhatikan
6. posisi wanita tidak lebih baik dari binatang, wanita dianggap barang dan hewan ternak yang tidak memiliki hak. Setelah menikah suami sebagai raja dan penguasa.
Dalam perkawinan, mereka mengenal beberapa macam perkawinan, diantaranya :
1. istibdha, yaitu seorang suami meminta kepada istrinya untuk berjimak dengan laki-laki yang dipandang mulia atau memiliki kelebihan tertentu, seperti keberanian dan kecerdasan
2. poliandri, yaitu beberapa laki-laki berjimak dengan seorang perempuan
3. maqthu', yaitu seorang laki-laki menikahi ibu tirinya setelah bapaknya meninggal dunia
4. badal, yaitu tukar menukar istri tanpa bercerai terlebih dahulu dengan tujuan untuk memuaskan hubungan seks dan terhindar dari kebosanan
5. shighor, yaitu seorang wali menikahkan anak atau saudara perempuannya kepada seorang laki-laki tanpa mahar
Uraian singkat di atas menunjukkan bahwa kondisi sosial arab meskipun cenderung primitif, memiliki nilai peradaban yang tinggi.
C. Moral Bangsa Arab Pra-Islam
Keadaan bangsa arab pada waktu itu moralnya sangat bejat sekali, mereka tenggelam dalam dunia perjudian dan mabuk-mabukan, perampokan dan perampasan terjadi dimana-mana, mereka sering mencegat kafilah-kafilah dagang, bahkan lebih daripada itu mereka senang untuk menanam bayi perempuan hidup-hidup.
Kedudukan wanita pada waktu itu sangat merosot sekali di kalangan bangsa Arab. Mereka dapat diwarisi seperti benda atau binatang ternak. Adakalanya juga kaum wanita diharamkan untuk makan sejenis makanan yang dikhususkan untuk kaum pria saja. Bagi kaum pria diperbolehkan untuk mengawini kaum wanita sebanyak mungkin tanpa batas. Dan bahkan sebagian dari mereka ada yang membunuh anaknya karena takut terlantar.
Umat manusia menjelang diutusnya Nabi Muhammad SAW telah lupa kepada tuhannya, bahkan tidak mengenal sama sekali akan hakikat wujudnya sendiri dan arti hidupnya.mereka telah kehilangan kesadaran bahkan sudah tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Keberagamaan masyarakat Arab pra-Islam
Kondisi masyarakat Arab pra-Islam secara garis besar, kondisi masyarakat Arab pra-Islam bisa dikatakan lemah dan buta, dalam artian kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang. Menurut para ahli ilmu bangsa, bangsa Arab termasuk golongan bangsa sumit yakni dari keturunan “Sam bin Nuh”. Banyak para ahli sepakat bahwa tempat kelahiran keturunan Sam yang pertama adalah lembah sungai Furrat atau tanah datar yang terletak diantara sungai Tigris (Dadjlah) dan sungai Ephraat (Furrat). Dari mereka ini lahirlah bangsa Babylon dan Assiria di Iraq, Aram di Syam, ‘Ibri di palestina, Phoenicia dipantai Syam yang mengahadap Libanon, Habsy di Abesinia dan bamgsa Arab dikepulauan yang disebut Djazirah Arab. Bangsa Arab berasal dari percampuran antara kulit putih dan hitam, sehingga bangsa Arab dikatakan berkulit hitam manis.
Bangsa Arab adalah salah satu dari bangsa-bangsa Samiah (atau keturunan Sam Ibnu Nuh as). Awalnya bangsa Samiah bertanah air di Mesopotamia, yaitu negeri yang teletak antar sungai Dajlah (Tigris) dan Furat (Euphrates). Setelah negeri ini sempit mereka pindah ke Jaziratu’l Arab.
Kepercayaan bangsa Arab sebelum datangnya Islam, mayoritas mengikuti dakwah Isma’il ‘Alaihis Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim AS yang intinya menyeru menyembah Allah, meng-Esakannya dan memeluk agama-Nya. Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan agama. Sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga munculnya Amr bin Luhay (pemimpin Bani Khuza’ah). Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan peduli terhadap urusan-urusan agama. Sampai suatu saat dia mengadakan perjalanan ke Syam. Di sana ia melihat penduduk Syam menyembah berhala. Dia menganggap hal itu sebagai suatu yang baik dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul Allah dan kitab. Maka dia pulang sambil membawa HUBAL dan meletakkannya di ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Makkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Sehingga banyak penduduk Hijaz yang mengikutinya karena dia dianggap sebagai ulama’ besar dan wali Allah yang disegani. Pada saat itu ada tiga berhala yang paling besar yang ditempatkan tertentu, seperti:
- Manat, mereka menempatkan di Musyallal di tepi laut merah dekat Qudaid.
- Lata, ditempatkan di Thaif.
- Uzza, ditempatkan di Wady Nakhlah, dll.
Setelah itu kemusyrikan semakin merebak di Hijaz, yang menjadi fenomena terbesar dari kemusyrikan bangsa Arab kala itu yakni mereka menganggap diri mereka menganggap diri mereka berada pada agama Ibrahim. Berikut beberapa contoh tradisi penyembahan berhala yang mereka lakukan., seperti:
- Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, komat-kamit dihadapannya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, dll.
- Menunaikan Haji dan Thawaf di sekeliling berhala.
- Mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut namanya.
- Orang Arab juga percaya dengan pngundian nasib dengan anak panah di depan Hubal, mereka juga percaya pada peramal, orang pintar dan ahli Nujum.
Ada juga penduduk Arab yang menyembah matahari dan bulan. Mereka berpendapat bahwa bulan dan bintang-bintang meminta cahaya dari matahari. Buruk atau baiknya nasib alam bergantung dari belas kasihan matahari. Mereka juga mendirikan kuil-kuil penyembahan atau pemujaan matahari .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar